Mengungkap Fenomena Sihir Modern: Definisi dan Dampaknya

Share halaman ini

Sihir di masa kini masih sering dianggap sebagai upaya untuk mencelakakan orang lain. Di Indonesia, terdapat banyak jenis sihir yang berkaitan erat dengan praktik klenik dan tradisi tertentu. Namun, di zaman modern ini, sihir tetap ada meski dalam bentuk yang berbeda. Bagaimana bentuk sihir modern ini?

Makna Sihir

Kata “sihir” atau “sihrun” dalam bahasa Arab berasal dari tiga huruf, yaitu Sin, Ha’, dan Ra’. Setiap kata yang terbentuk dari tiga huruf ini memiliki arti yang serupa, yaitu “sesuatu yang sebabnya tersembunyi”. Selain “sihrun”, kata lain yang terdiri dari tiga huruf dengan arti serupa adalah “sahur”, kegiatan makan dan minum sebelum fajar yang biasanya dilakukan tersembunyi di waktu malam yang masih gelap.

Oleh karena itu, sihir selalu diidentikkan dengan peristiwa atau kejadian di mana seseorang atau sekelompok orang mengalami gejala-gejala aneh, unik, janggal, dan sebabnya tidak tampak. Salah satu fungsi sihir yang diabadikan dalam Al-Qur’an adalah tafriq baynal mar’i wa zaujih atau pemisahan antara seseorang dengan pasangannya.

Sihir Modern, Bagaimana Bentuknya?

Di era sekarang, media sosial memiliki peran penting dalam menjalin silaturrahim antarindividu di berbagai tempat dan waktu. Bahkan, media sosial telah menjadi kebutuhan pokok bagi banyak orang. Selain itu, informasi penting yang bermanfaat juga mudah disebarkan melalui media sosial.

Namun, di sisi lain, dampak negatif juga muncul. Setiap orang bisa bertindak sebagai siapapun yang mereka inginkan, mulai dari ulama, pengamat politik, hingga penguasa semu dengan modal akun media sosial, terlebih jika seseorang memiliki banyak akun.

Akibatnya, banyak permasalahan yang terjadi, perselisihan dan permusuhan yang berkepanjangan, bahkan memunculkan kebencian dan dendam yang sulit dihilangkan.

Inilah bentuk sihir di era modern, di mana setiap orang bisa saja membuat isu besar yang mudah viral hanya dengan memotong video orang lain sesuka hati dan memviralkannya di akun media sosial mereka, seringkali dengan dalih dakwah dan kepentingan agama.

Terjadilah peristiwa di mana seorang ulama yang dikenal dengan wawasan keilmuannya yang luas dan diakui oleh masyarakat, bahkan dunia internasional, menjadi sasaran ujaran kebencian dari kelompok tertentu hanya dengan video beberapa menit.

Jika dahulu ayat-ayat Al-Qur’an digunakan untuk media sihir dengan praktek ritual tertentu, kini ayat-ayat Al-Qur’an dan dalil-dalil lainnya digunakan untuk menyebarkan kebencian, sangat jauh dari citra Islam sebagai rahmat bagi semesta.

Jika dahulu sihir menyebabkan terpisahnya seseorang dengan pasangannya atau tafriq baynal mar’i wa zaujih, kini sihir modern berdampak pada tafriqul ummah al-Islamiyah, atau terpecahnya umat Islam, dan tafriq baynal Muslim wa ikhwatihi atau terpisahnya seorang Muslim dengan saudaranya. Hal ini terjadi dengan cepat dan sulit ditangani karena membawa dalil agama.

Jika dahulu sihir bisa diobati dengan membacakan ayat-ayat Al-Quran tertentu atau doa-doa tertentu, kini sihir modern sangat sulit diobati karena pelakunya mengaku paling paham dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan dalil-dalil lainnya yang dipahami secara terlalu tekstual dengan menutup mata dan hati pada kenyataan. Pemahaman agama yang kurang tepat ini justru melahirkan permusuhan sesama Muslim dan sesama manusia.

Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk kritis dalam menerima informasi, tidak terburu-buru dalam menerima dan menyebarkannya, serta mengurangi perdebatan di media sosial. Fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat perlu dilakukan agar tidak mudah terjebak dalam “Sihir Modern” yang sering muncul dan membuang waktu serta pikiran setiap orang secara sia-sia.

Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2024/05/mewaspadai-sihir-modern-apa-dan-bagaimana/

Gambar: https://www.freepik.com/free-photo/smartphones-sharing-information-with-their-applications_902737.htm#from_view=detail_alsolike

Verified by MonsterInsights