Pembinaan rutin Selasa Wage Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Ngunut bertepatan pada hari Selasa, 23 Januari 2024 bertempat di NGGEDHONG Balai Pertemuan Muhammadiyah Ngunut, dihadiri kurang lebih 100 anggota.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an secara bersama-sama membaca surat Al Lahab dan surat An Nasr beserta artinya. Dilanjutkan dengan menyanyikan Mars Aisyiyah sebagai penggugah spirit perjuangan.
Pembicara pengajian Selasa Wage disampaikan oleh Agus Susanto, S.T.,M.E. Ketua Nazhir Wakaf PCM Babadan yang menyampaikan “betapa kita menjadi umat yang istimewa karena kita merupakan umat Nabi Muhammad saw. Mari bersama-sama kita mengucapkan shalawat kepada beliau. Allahumma Shalli ‘ala Muhammad. Mengapa kita harus cinta kepada Rasulullah Muhammad saw?”
Setidaknya ada 3 alasan, Pertama : karena itu merupakan perintah Allah SWT sebagaimana dalam Q.S. Ali Imran : 31. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (rasulullah), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Cinta itu butuh bukti. Kecintaan kita kepada Allah, keimanan kita kepada Allah dapat dibuktikan dengan mencintai Raulullah, mengikuti jejaknya, menjaga sunnahnya, dan tak kalah pentingnya adalah memperjuangkan dengan mengajarkan, menyebarkan dalam segenap kemampuan.
Kedua, karena siapapun, apapun yang kita cintai hari ini di dunia, akan meninggalkan kita. Namun bagi muslim yang dalam hatinya mencintai Allah dan Rasul-Nya diatas segalanya. Maka segenap aktifitas apapun berangkatnya adalah karena Allah dan Rasul-Nya (fa man kanat hijrotuhu ilallahi wa rasulihi fahijrotuhu ilallahi wa rasulihi).
Bagi orang yang bekerja berangkat karena kesadasaran akan tanggung jawab dan kewajiban, maka ia bekerja dengan bismillah. Bagi para pelajar yang sedang menuntut ilmu, ia berangkat karena panggilan Allah dibelajar dengan iqro’ bismirobbikalladzi kholaq. Cinta kepada Allah dan Rasulullah menjadi energy dan spirit yang merubah segenap tingkah menjadi ibadah.
Ketiga, karena kelak pada hari akhir, Rasulullah saw. adalah orang yang paling sibuk hawatir dan cemas akan nasib umatnya. Ketika di padang mahsyar setelah dibangkitkan, Rasulullah SAW adalah manusia yang paling sibuk mencari umatnya – “Mana umatku? Apakah kau umatku?” / “Ya, saya umatmu.” / “Sini, sini, sini, ke sampingku…” Satu per satu Nabi Muhammad SAW mengumpulkan umat-umatnya. Allahumma sholli wasallim wabaarik ‘ala Nabiyyina Muhammad.