Rute Sejarah dan Kebersamaan: Pesona Tour de Ranting Muhammadiyah Pondok Babadan Ponorogo

Share halaman ini

Kegiatan Gowes dimulai pukul 06.00 dengan start dari 3 lokasi yaitu di rest area Suryamart Babadan untuk rombongan dari wilayah Ngunut Polorejo Gupolo dan Bareng dan sekitarnya. Dari pos 2 untuk peserta yang berangkat dari arah utara seperti ranting Purwosari dan lembah, dan pos tiga rombongan ketiga berangkat dari rumah Ustadh Syahroni yang ada di sekitaran Terminal Seloaji Ponorogo.

Kegiatan yang dimulai dengan ngopi bareng di rest area yang disediakan oleh Pak Sriyono yang berdagang bubur ayam 66. Pagi itu terasa hangat dengan gurauan peserta yang sumringah, dengan berfoto Bersama dan senam ringan, itu memberikan semangat untuk berolahraga Bersama, melakukan kegiatan toru mengunjungi destinasi amal usaha Muhammadiyah yang ada di sekitar jalur yang dilalui.

Sesuai road map yang disekenario Majelis Kader, perjalanan mulai dari komplek Surya Mart Babadan yang menjadi ikon bisnis Muhammadiyah Babadan. Komplek multi pedagang tersebut menjadi rest area, yang setiap hari ramai sebagai lokasi berkumpulnya warga dan generasi muda untuk melakukan pengembangan hobi, pengembangan Bakat dan aneka bisnis bersama masyarakat. Pada pukul 06.00 perjalanan dimulai menyusuri jalur kauman, disana terdapat pertokoan dan komplek Bisnis Muhammadiyah berupa toko, londry, es krim dilantai satu dan dilantai atas akan dijadikan perkantoran dari sumbangan Hj. Maemonah yang semuanya merupakan wakaf dari Keluarga H. Abdul Manan pendiri Muhammadiyah Babadan.

Menyusuri perjalanan di sekitar Kauman Ngunut sungguh menarik diceritakan, karena merupakan cikal bakal lahirnya Muhammadiyah Babadan dengan tokohnya Kyai Haji Abdul Manani, dan salah satu putrinya Hj. Reny Baedhowe seorang Mubaligh Aisyiah tingkat Nasional. Komplek Kauman memiliki Amal usaha berupa masjid Muttaqin yang berdiri sudah puluhan tahun, di sampingnya berdiri dua lantai asrama putra Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Babadan (Payamuba). Komplek Kauman dikelilingi warga Muhammadiyah Ngunut Babadan, sudah lama dilaksanakan kajian-kajian Al Islam keMuhammadiyah melalui pengajian dan Taman Pendidikan Alquran.

Gowes dilanjutkan menyusuri wilayah Gupolo selatan yang memiliki masjid dan mushola. Mushola yang merupakan wakaf dari Mbah Nyaman sekarang sudah digunakan untuk kegiatan salat lima waktu. Disampingnya insyaAlloh tersedia tanah wakaf yang sedang dalam proses. Kurang lebih 150 meter di selatannya pada jalur yang berbeda juga sudah berdiri masjid Baiturrahman Muhammadiyah Ranting Gupolo.

Jika menyusuri lingkungan kiri kanan, banyak keluarga Muhammadiyah yang ada di sekitar itu. Sebelah utara atau kiri jalan memasuki wilayah desa Polorejo terdapat Madrasah Diniyah Muhammadiyah Polorejo yang dulu terkenal dengan sebutan langgar Abdul Jalal Polorejo. Madrasah Diniyah Muhammadiyah tersebut sudah berdiri lama dengan murid yang dari waktu ke waktu mengalami perubahan baik naik maupun turun. di Kompleks tersebut juga terdapat mushola Abdul Jalal yang menjadi tempat berkumpulnya warga ranting Polorejo dalam melaksanakan ibadah salat sehari-hari.

Perjalanan dilanjutkan ke arah timur untuk bertemu dengan tim yang berada di ranting yang baru yaitu ranting “CEKAP” gabungan yaitu Cekok Kadipaten Patihan. Kita ketemu dengan Ustadh Sahroini dan Ustadh Imam pendiri Ranting Gabungan. Ranting yang baru tersebut sudah melaksanakan kegiatan berupa pengajian dengan warga dan simpatisan dari 3 desa tersebut. Anggota pengajian ranting gabungan kebanyakan adalah warga di desa tersebut yang bekerja dan beramal usaha diperserikatan, mereka mengorganisasian diri dalam dakwah ranting gabungan tersebut.

Perjalanan dilanjutkan ke arah timur dan melalui Komplek masjid al-kautsar Ngupit yang salah satu pewakafnya dari kader Babadan. di komplek tersebut berdiri masjid dan TPA Muhammadiyah dan rencana Bustanul Atfal. Lokasi Gowes ini melalui Kecamatan jenangan. Perjalanan dilanjutkan menuju arah melalui beberapa desa, dengan pemandangan yang menawan di barat Gunung Wilis. Terasa nyaman, perjalanan yang menyehatkan tersebut dilanjutkan berbelok sampai lagi ke Kecamatan Babadan yaitu memasuki wilayah Kanten Babadan.

Di Ranting Babadan terdapat panti asuhan Muhammadiyah Al Furqon yang menempati tanah wakaf dari ibu Cokro yang sekarang dikelola oleh Bapak Wahyu. Kompleks Panti Asuhan tersebut juga berdiri masjid sebagai pusat kegiatan ranting berupa pengajian rutin pembinaan anak-anak asuh maupun kegiatan ibu-ibu Aisyah ranting Babadan, dan dalam perencanaan berdirinya Surya mart.

Perjalanan tambah semangat karena disambut rombongan yang dari arah Purwosari, di dalam pertemuan tersebut rombongan diarahkan menuju ke lokasi turba yaitu desa Pondok. Desa Pondok awalnya merupakan sentra batik dan disebelahnya ada pabrik tekstil Bakti yang memproduksi kain mori. Pondok juga menjadi pusat kegiatan Muhammadiyah Ponorogo. Sekitar tahun 80-an desa Pondok pernah memiliki peran strategis dan prestasi unggul dengan hadirnya sosok Haji Anwar sumaryono, Beliau adalah direksi pabrik tekstil Bakti sekaligus ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo.

Melewati rumah beliau yang karismatik mengingatkan akan peran Muhammadiyah pada saat itu. Prasasti dari peninggalan beliau dan para pejuang Muhammadiyah Pondok adalah masjid, taman kanak-kanak BA Aisyiyah Pondok, Kantor ranting dan tanah pekarangan yang cukup luas.

Memasuki komplek yang asri dengan pohon Mangga yang berbuah lebat semakin nyaman dengan kopi hangat dan pecel komplitnya. Sarasehan terasa nyaman, karena halaman Gedung asri. Pada pertemuan yang digelar pagi hari itu peserta disambut dengan spnduk dan disuguhi oleh ibu-ibu Aisyiyah pondok berupa buah-buahan lengkap yang nikmat dengan kopi dan teh hangat.

Tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah ketua Ranting Pondok Pak Muhammad Annas, anggota ranting dan Ibu ibu Aisyah dan guru BA Aisyah. Sesepuh Muhammadiyah Bapak Basuki ikut menyambut dengan memberikan semangat, cerita dan fakta tentang Muhammadiyah Pondok. Demikian juga kepala BA Pondok Bu Yaya yang juga menyambut dengan laporan progres BA dan Aisyah Pondok.

Dalam sarasehan tersebut Ketua PCM Babadan Pak Agus Akhmadi menyampaikan program ranting adalah pilar utama Gerakan Muhammadiyah, kerena itu perlu dihidupkan dan dimajukan. Selanjutnya Majelis Kader yang memimpin acara juga menyimpulkan perlunya kader hadir di setiap lokasi, karena Pondok dan tanah ini pernah mengukir Sejarah pengkaderan Muhammadiyah. Masukan dari Ketua LPCR Pak Rudi yang sekarang majelis Pemberdayaan Masyarakat, juga menyebutkan beberapa kegiatan lanjutan agar komunitas Muhammadiyah terus maju.

Setelah lesehan, peserta mengikuti kegiatan berikutnya yaitu melakukan kunjungan ke tanah wakaf yang ada di sekitar berupa empat bidang tanah dan bangunan. Aset yang luas tersebut masih belum dioptimalkan sebagai lahan dakwah sehingga perlu untuk mengembangkannya.

Puncak acara Gowes tersebut dilanjutkan dengan pemasangan prasasti tanah aset Muhammadiyah wakaf dari Ibu Tienok dengan nomor sertifikat 12.23.16.12.1.00391. Semoga ranting Pondok semakin unggul dalam dakwah Muhammadiyah.

Verified by MonsterInsights